Menurut sejarah, huruf abjad lontara bugis pertama kali ditemukan pada awal abad ke-14 oleh seorang tokoh bernama Datu Sangaji. Ia adalah seorang guru agama Islam yang juga ahli dalam bahasa dan sastra Bugis. Datu Sangaji menciptakan 19 huruf pertama dari abjad lontara bugis, yang kemudian berkembang menjadi 23 huruf pada abad ke-16.
ο»Ώ- Aksara Bugis disebut juga aksara Lontara dan dikenal juga sebagai aksara Bugis-Makassar. Aksara Lontara aktif digunakan sebagai tulisan sehari-hari maupun sastra di Sulawesi Selatan sejak abad 14 hingga awal abad 20. Lambat laun, fungsinya tergantikan oleh huruf budaya Bugis, karya sastra terkenal yang ditulis dalam aksara Lontara adalah La Galigo. Sebuah epos mengenai mitologi Bugis yang ditulis di atas daun lontar pada abad ke 15. Karya sastra ini terpanjang di dunia. La Galigo merupakan cerita perjodohan anak-anak La Sattumpungi dan Batara Lattu yang masih bersaudara. Hasil perjodohan tersebut membuahkan keturunan yang salah satunya bernama La Galigo. Aksara Lontara atau dikenal juga sebagai Lontaraq merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Bugis. Baca juga Belajar Aksara Sunda Lambang Bunyi dan Fungsi Aksara Lontara Ditemukan Daeng Pamette Lontara berasal dari kata 'lontar' yang merupakan spesies flora endemik di Sulawesi Selatan. Lontara menjadi aksara tradisional masyarakat Bugis dan Makassar. Awalnya, aksara Lontara diciptakan oleh Daeng Pamette, seorang syahbandar sekaligus tumailalang atau menteri urusan dalam dan luar negeri pada Karaeng Tumapakrisi Kallonna, Raja Gowa ke 9 yang memerintahkan pada abad ke 14. Aksara digunakan untuk menulis pesan atau dokumen penting lainnya, jauh sebelum kertas ditemukan. Aksara Lontara mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat orang Bugis. Karena, aksara Lontara mengandung nilai-nilai budaya yang tinggi sebagai pedoman hidup dan kehidupan masyarakat Bugis. Aksara Lontara terdiri dari 23 huruf Lontara Bugis dan 19 huruf Lontara Makassar. Perbedaan, aksara Lontara Bugis dan Makassar, yaitu Lontara Bugis dikenal dengan huruf nga', mpa', nca', dan nra'. Sedangkan, Lontara Makassar huruf tersebut tidak ada. Baca juga Aksara Lampung Cara dan Media PenulisanPenulisan dari Kiri Ke Kanan Aksara Lontara adalah sistem tulisan abugida yang terdiri dari 23 aksara dasar. Dengan, arah penulisan dari kiri ke kanan. Secara tradisional aksara ini ditulis tanpa spasi dengan tanda baca yang minimal. Aksara Lontara tidak memiliki tanda baca virama pemati vokal sehingga aksara Lontara konsonan mati tidak dituliskan. Hal ini menimbulkan keracuan, bagi orang yang tidak terbiasa atau tidak mengerti kata yang dituliskan. Seperti, kata "Mandar" hanya ditulis mdr dan tulisan 'sr'dapat dibaca "sarang", "sara", atau "sara". Dari segi bentuk, aksara Lontara berbeda dengan aksara lain. Pada, aksara Lontara tidak dijumpai garis melengkung atau bengkok. Hanya, ada garis lurus ke atas dan ke bawah. Pada pertemuan garus lurus atas dan bawah itu terdapat patahan. Hal ini mengandung arti, bahwa garis lurus melambangkan suku Bugis yang menyukai kejujuran. Sedangkan patahan, sebagai lambang lebih baik patah daripada harus bengkok. Dari sisi teknis penulisan, penulisan aksara Lontara menggunakan garis tebal tipis dan bukan tipis tebal. Garis lurus ke atas harus tebal dan garis lurus ke bawah harus tipis atau halus. Torehan garis ini menyiratkan tekad besar untuk maju dan berkembang. Sedangkan, garis lurus ke bawah sebagai simbol kehalusan budi pekerti. Baca juga Selangkah Menuju Standar Nasional Aksara Nusantara Penggunaan Aksara Lontara Aksara Lontar aktif digunakan sebagai tulisan sehari-hari maupun sastra di Sulawesi selatan. Aksara ini masih diajarkan di Sulawesi Selatan sebagai mata pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah. Meskipun, dalam praktek keseharian hanya sedikit yang menerapkan. Selain digunakan di sejumlah naskah, aksara Lontara juga disematkan sebagai bagian dari aksara daerah untuk melengkapi papan petunjuk jalan, nama gedung, dan hal lainnya di Sulawesi Selatan. Bahkan, salah satu tembok bangunan Pusat Studi Asia Tenggara dan Karibia di Leiden Belanda tertulis sebaik puisi beraksara Lontar berukuran besar. Sumber dan Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
DalamEpos Galigo tercatat satu riwayat Sawerigading, yang pernah menginjakan kakinya di tanah Kaili, peristiwa ini terjadi sekitar abad 8-9 M. Cerita tentang Sawerigading sangat populer di masyarakat Bugis dan juga masyarakat Kaili.

Makassar - Aksara lontara atau dikenal sebagai aksara Bugis merupakan 1 dari 5 aksara kuno di dunia. Aksara lontara digunakan oleh Suku Bugi dan Suku Makassar. Dikutip dari laman keberadaan aksara lontara sebagai identitas leluhur kedua etnis tersebut. Pada abad ke-16 hingga awal abad 20 Masehi, aksara Lontara dijadikan sebagai tulisan sehari-hari bagi sastrawan Sulsel. Aksara Lontara sangat terkenal di Eropa semenjak sure' I La Galigo dibawa Oleh B F Mathes dari Sulsel ke Belanda. Aksara Lontara saat ini telah terdaftar di Unicode, dan telah dijadikan buku yang termuat dalam The Unicode Standart. Kata Lontara berasal dari bahasa Bugis yang terdiri dari dua kata, yaitu raung yang berarti daun, dan taq yang berarti lontar. Kemudian raung taq diartikan sebagai daun lontar. Cenning Rara, Mantra Pemikat Hati ala Bugis untuk Menggaet Pasangan Celle, Permainan Anak Sore Hari dari Kendari yang Sudah Ada Sejak Zaman Jepang Tarung Sarung, Tradisi Ekstrem Bugis dan Makassar Junjung Harga Diri Sebab, pada awalnya tulisan tersebut dituliskan di atas daun lontar. Daun lontar ini bentuknya berukuran kira-kira 1 cm lebarnya. Sedangkan, panjangnya bergantung dari panjang cerita yang dituliskan di dalamnya. Dahulu, tiap-tiap daun lontar disambung dengan memakai benang, lalu digulung pada jepitan sebuah kayu, yang bentuknya mirip pita kaset. Aksara Lontara diciptakan oleh Daeng Pamatte yang merupakan seorang syahbandar dan menjabat sebagai Tumailalang atau Menteri urusan istana luar dan dalam negeri di kerajaan Gowa pada masa pemerintahan Raja Gowa ke IX Daeng Matanre Karaeng Manguntungi 1510 - 1546. Alasan aksara ini dibuat yakni pada saat itu pemerintah Kerajaan Gowa ingin menuliskan apa yang mereka ucapkan. Selain itu agar mereka dapat menuliskan kejadian pada masa itu, sebagai warisan bagi keturunannya sebagai bekal bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Aksara Lontara pada masa ini disebut sebagai aksara Lontara Toa atau Jangang-Jangang burung. Dalam perkembangannya aksara Lontara kemudian mengalami perubahan. Huruf aksara Lontara berubah saat agama Islam masuk sebagai agama resmi di Kerajaan Gowa. Bentuk huruf aksara Lontara berubah mengikuti simbol angka dan huruf Arab. Seperti huruf Arab nomor 2 diberi makna huruf "ka", angka Arab nomor 2 dan titik di bawah diberi makna "Ga", angka tujuh dengan titik di atas diberi makna "Nga". Aksara Lontara yang telah mengalami perubahan ini disebut Lontara Bilang-Bilang. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti Lontara Hitungan. Lontara Bilang-Bilang ini sendiri diperkirakan muncul pada abad ke-16 yakni pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV Sultan Alauddin 1593-1639. Selanjutnya, aksara Lontara mengalami penyederhanaan dengan menggunakan bentuk huruf dari belah ketupat. Meski belum ada sumber yang jelas siapa dan mengapa aksara lontara kembali mengalami penyederhanaan. Namun, berdasarkan jumlah aksara yang semula 18 huruf dan kini menjadi 19 huruf, dapat dinyatakan bahwa penyederhanaan itu dilakukan setelah masuknya Islam. Huruf tambahan akibat pengaruh Islam dari bahasa arab tersebut yakni huruf "Ha". Sementara, ada pendapat yang menyebutkan bahwa si pencipta aksara Lontara Daeng Pamatte sendiri yang kemudian menyederhanakan dan melengkapi aksara lontara itu. Saksikan video pilihan berikut iniViral di media sosial pernikahan adat bugis diadakan di Amerika Serikat.

Pada suatu hari di mampu, sebuah desa di kabupaten bone terjadi musim kemarau yang panjang menimbulkan suasana sangat panas dan gersang menbuat sebagian penduduk lebih senang tinggal di rumah untuk menbuat lipa sabbe dengan menggunakan tennung dan masyarakat sering menyebutnya mattennung.pada suatu siang seorang ana'a dara sedang mattennung di rumahnya sedankan tomatuanna pergi di kebun dan
Lontara Bugis-Makassar merupakan sebuah huruf yang sakral bagi masyarakat bugis klasik. Itu dikarenakan epos la galigo di tulis menggunakan huruf lontara. Huruf lontara tidak hanya digunakan oleh masyarakat bugis tetapi huruf lontara juga digunakan oleh masyarakat makassar dan masyarakat luwu. Yah dahulu kala para penyair-penyair bugis menuangkan fikiran dan hatinya di atas daun lontara dan dihiasi dengan huruf-huruf yang begitu cantik sehingga tersusun kata yang apik diatas daun lontara dan karya-karya itu bernama I La Galigo. Coba saja saya bisa menulis aksara bugis dan membacanya mungkin jadi saya sudah termaksud Sang Penyair bugis itu. Tapi saya memahami Bahasa bugis dengan dibantu font lontara yang baru kemarin saya download. Adapun beberapa bahasa bugis dan terjemahannya yang saya paparkan di bawah. Bila ada kesalahan mohon koreksinya Saya Juga baru belajar bahasa Bugis dalam tulisan Bila sobat ingin belajar lontara makassar ini saya ada gambar dari beranda sebelah Makassar Terkini mengenai Belajar Bahasa Lontara Makassar. Jujur sampai dengan sekarang masyarakat bugis – makassar sendiri banyak yang tidak memahami lontara. Mungkin ini salah salah satu ciri bahwa kebudayaan Bugis-Makassar sudah mulai di kikis oleh kebudayaan-kebudayaan barat yang bagaikan virus ganas menyebar di negara kita. Download Font Lontara Bugis-Makassar Download font lontara ada yang mau ? silahkan di Download Font Gratis
Kepercayaan mistis masyarakat Bugis-Makassar memandang bahwa sulapaq eppaq menyimbolkan susunan alam semesta dengan empat unsur dimensi mikrokosmos, yakni tanah, api, air, dan angin sebagai simbol kejadian manusia. Oleh karena itu, aksara ini disebut sebagai aksara sulapaq eppaq wola suji. Tentu, yang terjadi bisa saja sebaliknya.
Bone - - La Mellong atau yang di gelar Kajao Laliddong adalah penasehat Raja Bone ke 6 dan ke 7 yang terkenal kecerdasan dan kebijaksanaannya . Sebagian kisah tentang kecerdikannya menjadi cerita rakyat di Bone secara turun temurun. saya sebagai orang Bone melewati masa kecil dengan cerita rakyat ini mencoba melakukan reproduksi ulang semampu ingatan saya. Alkisah, Karena terkenal akan kepandaian menjawab teka-teki, La Mellong dipanggil menghadap oleh sang raja Bone, untuk diberikan suatu pekerjaan yang amat mustahil untuk dilakukan. Sesampainya di kerajaan dan bertemu sang raja, diberikanlah tugas itu kepada La mellong. Raja Bone Oh.... Lamellong, muisseng mua ga aganwollirekki lao ko mai, ? wahai lamellong tahu kah engkau apa gerangan saya memanggilmu menghadap saya di istana? Lamellong Iyee taddapnegang ata'na petta, degaga padissengekku puang aga diollirangga ? Maaf Baginda, tidak ada pengetahuan saya, tentang apa tujuan saya dipanggil Raja Bone engka jamang maelo walakko lamellong ada pakerjaaan yang akan ku berikan kepadamu lamellong Lamellong Agaro jamang maelo ta ssuroang puang ? Pekerjaan apakah yang hendak hamba lakukan tuanku ? Raja Bone melokka di sappareng tau uta 100 tau ri lalenna siweniie ri seddie kampong carikan saya 100 orang buta dalam se malam di satu kampung Lamellong iye puang dengan terperangah lamellong pulang ke rumahnya merenung Dengan tugas yang sedemikian beratnya itu lamellong pun mulai berpikir keras akan tuganya yang di berikan baginda ke padanya...Bukanlah LAMELLONG namanya kalau dia kehabisan akal sampai-sampai seseorang di tanah bugis yang pernah membaca kisah akan ke cerdikannya menjuluki beliau ABU NAWASNYA orang bugis Akhirnya malam pun tiba lamellong bergegas mengambil sebatang bambu tanpa membuka daunnya,ke esokan paginya di araknya sebatang bambu itu di tengah kampung...sontak masyarakat pun ke heranan akan apa yang di lakukan lamellong semua keluar rumah menyaksikan akan apa yang di lakukan lamellong Di tengah aksinya tersebut mengarak se batang se orang warga pun bertanya....o lamellong aga tu mbo murenreng? wahai lamellong apakah gerangan yang kau arak itu sontak lamellong pun mengumpulkan warga yang bertanya itu sampai 100 orang kemudian mereka di bawa menghadap ke raja bone Lamellong Ee puang engkana mangolo di idi tiwirekki taillaue 100 tau uta wahai tuanku hamba menghadap untuk menepati per mintaan tuanku 100 orang buta Raja Bone tegai lamellong taunna? yang manakah orang - orang itu lamellong ? Lamellong seraya memanggil semua orang yang bertanya sebanayk seratus orang menghadap ke raja iya manenna taunna puang inilah semua nya tuanku Raja bone sang raja pun memeriksa orang -orang itu dengan geramnya sang raja pun memarahi lamellong pare- are mettoko iko lamellong .... muasengakka tau uta na makkita maneng sungguh kurang ajar di rimu lamellong kau bilang orang buta ternyata semuanya melihat Lamellong dengan tersenyum pakkoe puang...manessa awo u renreng ri tangassoe na pada makkutana maneng'i agatu murenreng lamellong? jadi waseng'i tau uta na manessa urenreng'e awo begini tuanku...jelas-jelas saya mengarak sebatang bambu di siang bolong mereka masi bertanya "apakah gerangan yang kau arak itulamellong" jadi saya menganggap mereka buta yang mulia Raja bone sambil menggelengkan kepala macca memekko iko lamellong sungguh pintar dan cerdik dirimu lamellong Dikelolah berbagai sumber. Editor ASPIKAL
\n\n\n\n \n\n\n\n cerita rakyat bugis dalam huruf lontara
Lontaraadalah sistem tulisan abugida yang terdiri dari 23 konsonan. Seperti aksara Brahmi lainnya, setiap konsonan mempunyai vokal inheren /a/, dapat dibaca /Ι”/ dalam bahasa Bugis (artikulasi vokal inheren yang sama dapat ditemukan dalam aksara Jawa), yang diubah dengan pemberian diakritik tertentu menjadi vokal /i/, /u/, /e/, /Ι™/, atau /o/. Selasa, 02 November 2021 Edit Salah satu keistimewaan bahasa makassar adalah ia memiliki huruf font tersendiri, yakni font lontarak. Orang makassar menyebutnya hurupuk kita mengukuti cara download dan istall font lontarak, saya ingin mengulas sedikit asal mula huruf lontarak ini ditemukan oleh Daeng Pamatte. Hurupuk lontarak ini dibentuk dari daun lontar, sehingga ia disebut "hurupuk/aksara lontarak". Ciri khusus dari hurupuk lontarak ini adalah segi empat sulapak appak. Dimana semua hurufnya dibentuk dari segi empat, termasuk titiknya segi empat bukan bulatan. Sifat segi-empat ini diambil dari daun lontar yang keras dan dapat membentuk sudut ketika untuk download dan install Font lontarak sangat mudah, berikut caranyaDownload Font Lontarak di siniSetelah terdownload filenya dalam bentuk rar. Si extract filenya dengan mengklik kanan lalu pilih extract hereCari folder hasil extractnya berupa folder dengan nama file sama pada point 2 diatas, lalu buka foldernya dengan klik 2xKlik install pada fontnya, lalu nextFont sudah tersedia, silahkan buka lembar kerja word dan gunakan fontnyaDemikian tutorial ini, selamat mencoba semoga bermanfaat. I am a teacher. Selengkapnya bisa lihat di halaman "About Me' di blog ini
Nah untuk download dan install Font lontarak sangat mudah, berikut caranya: Download Font Lontarak di sini. Setelah terdownload filenya dalam bentuk rar. Si extract filenya dengan mengklik kanan lalu pilih extract here. Cari folder hasil extractnya berupa folder dengan nama file sama pada point 2 diatas, lalu buka foldernya dengan klik 2x.
Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Salah satu di antaranya adalah keberadaan huruf Lontara. Huruf Lontara adalah salah satu jenis aksara yang digunakan untuk menulis bahasa Bugis dan Makassar. Huruf Lontara mempunyai nilai historis yang sangat tinggi bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Di samping itu, huruf Lontara juga mempunyai keunikan tersendiri yang membuatnya menjadi salah satu elemen penting dalam kebudayaan Indonesia. Artikel ini akan membahas huruf Lontara dari huruf A sampai Z. Mari kita simak bersama. Huruf Lontara pertama kali muncul pada abad ke-14 di Sulawesi Selatan. Huruf ini digunakan oleh para penulis dan ahli waris kerajaan di Sulawesi Selatan untuk menulis naskah-naskah kerajaan. Naskah-naskah tersebut berisi tentang sejarah, adat istiadat, hukum, dan agama. Dalam perkembangannya, huruf Lontara juga digunakan untuk menulis puisi, lagu, dan cerita rakyat. Huruf Lontara memiliki beberapa bentuk yang berbeda. Bentuk-bentuk tersebut disebut dengan Aksara Lontara, Aksara Makkunrai, dan Aksara Bilang-Bilang. Aksara Lontara digunakan untuk menulis bahasa Bugis sedangkan Aksara Makkunrai digunakan untuk menulis bahasa Makassar. Aksara Bilang-Bilang digunakan untuk menulis angka-angka. Huruf Lontara memiliki nilai historis yang sangat tinggi bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Naskah-naskah yang ditulis dengan huruf Lontara menjadi bukti sejarah yang sangat penting bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Di samping itu, huruf Lontara juga mempunyai nilai seni yang tinggi. Bentuk dan pola-pola huruf Lontara sangat indah dan menarik sehingga sering digunakan sebagai motif pada kain tenun dan kerajinan lainnya. Makna Huruf Lontara Seperti halnya aksara-aksara lainnya, huruf Lontara juga mempunyai makna yang tersirat di dalamnya. Setiap huruf Lontara memiliki arti dan makna yang berbeda. Berikut adalah beberapa huruf Lontara beserta maknanya – Huruf A Ade simbol dari keberanian dan keuletan dalam menghadapi hidup. – Huruf B Bise simbol dari kecerdasan dan kebijaksanaan dalam bertindak. – Huruf C Cakkang simbol dari keteguhan hati dan kesabaran dalam menghadapi cobaan. – Huruf D Dalle simbol dari kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup. – Huruf E Ere simbol dari kepercayaan diri dan keberanian dalam mengambil keputusan. – Huruf F Fakka simbol dari kebersamaan dan persaudaraan dalam hidup. – Huruf G Gafu simbol dari ketulusan dan keikhlasan dalam bertindak. – Huruf H Haddi simbol dari ketidakberpihakan dan kesetiaan pada prinsip. – Huruf I Iya simbol dari keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan. – Huruf J Jari simbol dari ketelitian dan ketekunan dalam bekerja. – Huruf K Kafu simbol dari keberanian dan kemandirian dalam hidup. – Huruf L Lale simbol dari kecantikan dan kesempurnaan dalam hidup. – Huruf M Mappadendang simbol dari keadilan dan kesetaraan dalam hidup. – Huruf N Nene simbol dari kebijaksanaan dan kearifan dalam bertindak. – Huruf O Oca simbol dari kesederhanaan dan kemandirian dalam hidup. – Huruf P Pa simbol dari kekuatan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan. – Huruf Q Qafu simbol dari ketulusan dan keikhlasan dalam bertindak. – Huruf R Rari simbol dari keberanian dan keseriusan dalam menghadapi hidup. – Huruf S Sappa simbol dari kebahagiaan dan keceriaan dalam hidup. – Huruf T Talla simbol dari kepercayaan dan keikhlasan dalam bertindak. – Huruf U Ugi simbol dari kesetiaan dan kepercayaan pada orang lain. – Huruf V Valla simbol dari keindahan dan kesempurnaan dalam hidup. – Huruf W Wae simbol dari keberanian dan keteguhan dalam menghadapi hidup. – Huruf X Xappa simbol dari kebahagiaan dan keceriaan dalam hidup. – Huruf Y Yale simbol dari kebaikan hati dan kepedulian pada orang lain. – Huruf Z Zai simbol dari kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi cobaan. Kegunaan Huruf Lontara Huruf Lontara memiliki banyak kegunaan yang sangat penting bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Berikut adalah beberapa kegunaan huruf Lontara – Sebagai alat komunikasi Huruf Lontara digunakan sebagai alat komunikasi antar masyarakat Sulawesi Selatan. Dalam naskah-naskah kerajaan, huruf Lontara digunakan sebagai alat komunikasi antar raja dan bawahannya. – Sebagai alat literasi Huruf Lontara digunakan sebagai alat literasi dalam bahasa Bugis dan Makassar. Dalam perkembangannya, huruf Lontara juga digunakan untuk menulis puisi, lagu, dan cerita rakyat. – Sebagai warisan budaya Huruf Lontara merupakan salah satu warisan budaya Sulawesi Selatan yang harus dilestarikan. Dengan mempelajari huruf Lontara, masyarakat Sulawesi Selatan dapat memahami sejarah dan budaya leluhurnya. – Sebagai elemen seni Huruf Lontara memiliki bentuk dan pola-pola yang sangat indah dan menarik sehingga sering digunakan sebagai motif pada kain tenun dan kerajinan lainnya. – Sebagai bahan penelitian Naskah-naskah yang ditulis dengan huruf Lontara menjadi bahan penelitian yang sangat penting bagi para ahli sejarah dan budaya. Dengan mempelajari naskah-naskah tersebut, para ahli dapat memahami lebih dalam tentang sejarah dan budaya masyarakat Sulawesi Selatan. Navigasi pos Belajar bahasa Inggris adalah hal yang penting bagi setiap pelajar di Indonesia. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memegang peranan penting… Halo teman-teman! Bagaimana kabar kalian hari ini? Saya harap kalian semuanya baik-baik saja. Kali ini, saya ingin berbicara tentang sesuatu…

Bahasaini, umum digunakan di Provinsi Sulawesi Selatan, bahkan digunakan di negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura maupun Brunei. Karena, bahasa Bugis ini dibawa oleh para perantau suku Bugis.Huruf-huruf dalam bahasa Bugis, disebut lontara, terdiri dari 23 aksara dan tidak terdapat aksara atau tanda baca untuk bunyi huruf mati atau konsonan.

BahasaBugis merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan. Bahasa Bugis mempunyai aksara tersendiri yang disebut Lontarak. Lontarak adalah naskah klasik yang mengilustrasikan kehidupan manusia di masa lalu. Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia disebutkan bahwa lontarak adalah naskah kuno yang memberikan gambaran budaya mereka di masa silam. berarti meggeser peran bahasa Bugis sebagai bahasa tulis-Lontara menulis tetapi bahasa Bugis tetap eksis. Diungkapkan oleh Athony Reid4, bahwa bahasa-bahasa daerah di wilayah Indonesia lainnya seringkali ditulis dalam huruf Arab untuk keperluan tujuan-tujuan keagamaan, tetapi di Jawa dan Sul-Sel sistem tulis pra-Islam terlalu .
  • hit4sx601u.pages.dev/945
  • hit4sx601u.pages.dev/531
  • hit4sx601u.pages.dev/269
  • hit4sx601u.pages.dev/49
  • hit4sx601u.pages.dev/411
  • hit4sx601u.pages.dev/573
  • hit4sx601u.pages.dev/606
  • hit4sx601u.pages.dev/194
  • hit4sx601u.pages.dev/599
  • hit4sx601u.pages.dev/883
  • hit4sx601u.pages.dev/576
  • hit4sx601u.pages.dev/449
  • hit4sx601u.pages.dev/948
  • hit4sx601u.pages.dev/551
  • hit4sx601u.pages.dev/289
  • cerita rakyat bugis dalam huruf lontara