SabtuMinggu, 18 - 19 April 2019. RITUS PEMBUKA (umat berdiri) LAGU PEMBUKA (PS 677, dipilih berdasarkan Introit Minggu Paskah V Mzm 97:1-2) 1. Nyanyikanlah nyanyian baru: Tuhan dimuliakanlah! 15 April 2022: Jumat Agung; 17 April 2022: Hari Minggu Paskah I; 24 April 2022: Hari Minggu Paskah II; 2 Mei 2022: Hari Minggu Paskah III;- Hari Jumat Agung dirayakan oleh seluruh umat Kristiani tepat pada hari ini, Jumat 19/4/2019. Di mana setiap daerah dan negara memiliki beberapa tradisi dan kebudayaan yang berbeda-beda dalam merayakannya. Jumat Agung dianggap sebagai hari untuk mengingat pengorbanan Yesus demi kebaikan umat manusia. Nah, tapi tahukah kamu? Ada beberapa fakta unik terkait Peringatan Jumat Agung yang jarang diketahui orang, seperti yang dilansir TribunTravel dari beberapa sumber berikut ini 1. Kenapa disebut Jumat Agung? Peringatan Jumat Agung instagram/ Dalam bahasa Inggris, Jumat Agung disebut dengan Good Friday, di mana Good atau Holy ini berarti suci. Ini adalah alasan mengapa nama itu diberikan di mana seluruh dunia benar-benar berduka atas kematian Yesus. Tonton juga • 5 Makanan yang Harus Ada Saat Perayaan Paskah di Indonesia, Apa Saja ya? • 8 Tradisi Paskah dari Beberapa Negara, di Spanyol Ada Tarian Kematian dengan Kostum Kerangka • 5 Destinasi Wisata Religi di Indonesia yang Cocok untuk Liburan Panjang Menjelang Paskah 2. Nama Lain Jumat Agung Ilustrasi pexels Di luar negeri, Jumat Agung dikenal dengan banyak nama. Di antaranya Holy Friday, Great Friday atau Black Friday. Semua nama-nama ini terkait erat dengan suasana khidmat oleh gereja. 3. Pelayanan Lilin kecil yang menyala pexels Tidak akan ada perayaan di gereja pada hari Jumat Agung. BacaanInjil : Yoh . Kisah ini berasal dari jaman perbudakan di Amerika Serikat, ketika manusia dapat diperjualbelikan sebagai budak. Ada seorang tuan tanah yang kaya raya pada suatu hari berjalan-jalan di suatu pasar budak. Hatinya tersentuh pada isak tangis seorang gadis budak yang putus asa karena akan dilelang. - Hari ini Jumat, 19 April 2019 ditetapkan sebagai hari libur peringatan hari besar keagamaan Jumat Agung atau dalam kalender nasional disebut Wafatnya Isa Almasih. Jumat Agung adalah peringatan ketika Yesus Kristus disalibkan untuk membayar hukuman atas dosa-dosa, dan memberikan keselamatan kepada semua orang melalui kebangkitan-Nya dari kematian. Dalam perayaan hari tersebut, banyak gereja yang akan menggelar berbagai perayaan atau acara. Namun di luar segala bentuk perayaan tersebut, ternyata Jumat Agung juga sering disebut sebagai 'Good Friday'. Jumat Agung sering disebut sebagai 'Good Friday' atau Jumat Baik karena Yesus datang memenuhi misi-Nya dan menyelesaikan-Nya dengan tuntas. Peringatan Jumat Agung masih satu rangkaian dengan Minggu Palma, Kamis Putih, dan Paskah yang disebut sebagai Pekan Suci. Pada pekan kemarin, umat Nasrani memperingati Minggu Palma. Lalu berlanjut dengan Kamis Putih pada 18 April, Jumat Agung pada 19 April, Vigili Paskah tanggal 20 April, dan Hari Raya Paskah pada 21 April 2019. Dalam kalender nasional, hari Jumat Agung ditetapkan sebagai hari libur atau tanggal merah untuk memperingati Wafatnya Isa Almasih. Seperti diketahui, Jumat Agung adalah peristiwa mengenang penyaliban Yesus Kristus dan wafatnya di Golgota. Sedangkan Paskah adalah peristiwa mengenang kebangkitan Yesus yang bangkit dari kematian pada hari Minggu. Tanggal peringatan Paskah selalu berubah karena menggunakan sistem penanggalan Bulan-Matahari luni-solar, yakni perpaduan antara sistem penanggalan matahari dan penanggalan bulan. Pada Pekan Suci, berbagai gereja di Indonesia akan menyelenggarakan ibadah misa. Selain beribadah ke gereja, Anda juga dapat mengucapkan selamat Hari Jumat Agung dan Hari Paskah ke keluarga, teman, ataupun kolega yang merayakan. MainpageSlideshow. Jumat Agung, 19 April. April 15, 2019 Jumat Agung Stola Merah Bacaan 1 Yesaya 5213-5312 Bacaan 2 Ibrani 106-25 Bacaan 3 Yohanes 181-1942 Tema Liturgis Cinta Kasih Dasar Ketaatan Melakukan Kehendak Allah Tema Kotbah Meneladani Sang Hamba Allah. KETERANGAN BACAAN Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah Yesaya 5213-5312 Yes 5213-5312 disebut Nyanyian Hamba Allah III, yang termasuk ke dalam Deutero Yesaya Yesaya ke II, ditulis oleh seorang nabi dari tradisi Yesaya pada masa pembuangan. Yes 49-55 diucapkan sesudah Babel jatuh sebelum Raja Koresj mengeluarkan dekritnya yang memperbolehkan orang-orang Yahudi kembali ke Tanah Suci pada tahun 538 SM. Yang menarik Hamba Allah dalam bacaan ini bukan menunjuk kepada pengertian kolektip bangsa Israel, melainkan kepada pribadi. Maka Gereja menunjuk kepada Yesus Al Masih yang akan bahwa sengsara hamba Allah bangsa Israel menggambarkan sengsara Hamba Allah yang besar yang akan menyelamatkan banyak orang. Ia menggantikan tempat kita, menanggung hukuman kita untuk menebus dosa kita. Ibrani 106-25 Sebaagai kesimpulan dari Ibr ps 7-10 yang membicarakan tentang Yesus sebagai Imam Besar sejati menurut Melkizedek, yang menjadi perantara antara manusia dan Tuhan, yang suci, yang telah masuk ke tempat Maha Kudus, sekaligus yang menyerahkan diri sebagai Domba yang dikorbankan yang tanpa cacat cela yang tentu diterima oleh Allah. Ia telah membuka tabir yang membatasi hubungan Allah dan manusia dan memulihkan hubungan antara Allah dan manusia kembali. Hal itu sungguh-sungguh suatu kesempatan yang luar biasa. Oleh karena itu penulis Ibrani mengajak orang beriman untuk menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, yaitu secara vertikal menghadap Tuhan dengan penuh keberanian, hati yang tulus ekhlas dan keyakinan yang teguh. Secara horizontal tidak menjauhi ibadah bersama dan saling memperhatikan, saling mendorong dalam kasih dan pekerjaan baik dalam kehidupan bersama. Yohanes 181-1942 Dengan rinci sekali dikisahkan Yesus Kristus sang Hamba Allahmelaksanakan misi-Nya dalam menggantikan tempat manusia berdosa, ya Sang Imam Agung menurut peraturan Melkizedek yang masuk ke tempat Maha Kudus menyerahkan diri-Nya sebagai korban yang suci satu kali untuk selamanya demi menebus dosa umat manusia. Dimulai dengan penangkapan Yesus di Taman Getsemane, karena penghianatan Yudas Iskariot yang menjualnya dengan 30 keping perak, sama harganya dengan kerbau yang mati 181-11. Yesus dibawa kepada Hanas dan Imam Besar Kayafas, Petrus menyangkali Tuhannya sebelum ayam berkokok 3 kali 1812-27. Kemudian Ia dibawa kepada Pontius Pilatus, Sang Penguasa negeri yang bertanggung jawab menjatuhkan hukuman. Tetapi dia tidak menemukan kesalahan pada Yesus, sehingga ia cuci tangan, malahan ia menawarkan Yesus atau Barabas si perampok kejam untuk dibebaskan. Ternyata orang-orang Yahudi itu memilih Barabas. Yesus disesah dan diserahkan kepada orang-orang Yahudi untuk dihukum mati di Bukit Golgota 1828-1916a. Di sepanjang jalan Ia menerima hujatan, hinaan, cemoohan, siksaan dan aniaya dan puncaknya, di tengah penderitaan yang tak terkatakan itu dia ditelanjangi, pakaiannya di bagi-bagi serta jubah-Nya diundi. Tanpa empati sedikitpun mereka berebutan harta yang tersisa itu di tengah penderitaan Yesus. Akhirnya Ia berteriak Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan aku? Dan menyerahkan nyawa-Nya 1916b-30. Di depan Yesus tampak berbagai tingkah durhaka dan dosa manusia. Namun di sana pula sebagai Hamba Allah Ia menanggung hukumannya. Tidak ada yang terbebas, di manakah engkau ketika Tuhan disalibkan? RANCANGAN KHOTBAH Bahasa Indonesia Ini hanya sebuah rancangan. Sila dikembangkan sendiri sesuai konteks jemaat Meneladani Sang Hamba Allah Pendahuluan Pada waktu pembukaan Asian Games Jakarta-Palembang di Jakarta pada tanggal 2 Agustus 2018, Presiden Joko Widodo membuat heboh dengan ditayangkannya bahwa karena jalanan macet dia turun dari kendaraan kepresidenan dan meninggalkan para pengawalnya serta naik sepeda motor gede menerobos kemacetan dan semua rintangan, akhirnya sampai di tempat pembukaan Asian Games tepat pada waktunya. Semua bersorak gembira. Ternyata Presiden Jokowi menggunakan stuntman, yaitu pemain pengganti professional sebagaimana biasa digunakan di dalam dunia film. Tugas pemain pengganti adalah menggantikan aktor atau aktris sebenarnya dalam adegan-adegan berbahaya demi keselamatan si aktor/aktris tersebut. “Karena demikian besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya tidak binasa, melainkan mendapatkan hidup yang kekal” Yoh 316. Rencana keselamatan itu terlaksana melalui kehadiran Sang Hamba Allah yang telah menggantikan tempat manusia dosa untuk menerima hukuman atas dosa dan pemberontakan manusia. Misi Sang Hamba Allah Saudaraku kekasih, dalam menggantikan tempat manusia berdosa itu Sang Hamba Allah tersebut digambarkan seperti taruk yang tumbuh di tanah kering, tidak tampan, tidak semarak sehingga orang tidak menaruh perhatian kepadanya. Ia dihina, dihindari orang, penuh kesengsaraan, kesakitan dan penderitaan Yes 532-3. Tetapi sesungguhnya, kesengsaraan kita yang dipikulnya, penyakit kita yang ditanggungnya. Ia tertikam oleh karena pembrontakan kita, diremukkan oleh karena kejahatan kita. Ia telah menggantikan tempat kita. Oleh bilur-bilurnya, kita menjadi sembuh. Ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya. Ia mengalami semua pengalaman kita yang paling berat, hingga penderitaan yang paling dahsyat Yes 534,5,10. Pengalaman yang paling dahsyat itu dinubuatkan dengan menyedihkan dalam Mzm 22 19 yang menjadi kenyataan dalam kesengsaraan Yesus sebagaimana dinyatakan dalam keempat Injil, yakni Mat 2735; Mrk1524; Luk 2334, dan yang paling jelas dan rinci Yoh 1923-24. Yaitu bahwa di tengah kesengsaraannya itu pakaiannya dilepaskan, jubahnya di ambil, lalu di depan matanya pakaiannya itu dibagi-bagi dan jubahnya diundi diantara para prajurit itu. Sungguh-sungguh suatu perbuatan manusia yang biadap dan tidak berperikemanusiaan. Bagaimana bisa? Di depan kesengsaraan orang yang sekarat mereka sama sekali tidak mempedulikannya, malah bersuka cita ramai-ramai berebutan harta yang tersisa. Saudaraku, sungguh-sungguh suatu pemandangan yang memilukan. Tetapi ternyata itulah realitas manusia dari waktu ke waktu, termasuk waktu kita sekarang ini. Betapa seringnya kita mendengar atau menyaksikan manusia bersukaria di atas penderitaan orang lain! Manusia tega berebutan menjarah di tengah ketidak berdayaan orang lain. Dilaporkan, setelah gempa besar dan rumah-rumah hancur itu kisah-kisah penjarahan di tengah Gempa bumi Lombok, gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi! Ada bantuan yang tidak sampai ketujuannya karena diselewengkan. Di tengah ditinggalkan sesama manusia itu, Sang Hamba Allah juga mengalami kehidupan yang paling pahit, yaitu ditinggalkan Allahnya. Dia tergantung di antara bumi dan langit! Ditolak oleh dunia sekaligus oleh Allah. Itulah hukuman yang pantas untuk pembrontakan, dosa dan durhaka manusia. Semuanya ditanggungnya, hingga dengan suara serak ia berseru Allahku, Allahku, Mengapakah Engkau meninggalkan daku? Mzm 2219 band Mat 2746; Mrk 1524. Sempurnalah Sang Hamba Allah menggantikan tempat manusia. Bersyukurlah, justru karena itu Sang Hamba Allah itu berhasil mengemban misinya, sehingga dia dimuliakan Yes5213-15. Hasilnya dia yang benar itu akan membenarkan banyak orang dengan hikmatnya Yes 5311, menghapuskan dosa kita manusia dan mengaruniakan keselamatan kepada kita Ibr 926,28. Buah ketaatan Sang Hamba Allah Saudaraku kekasih, Ibr 1016-25 ini sepertinya kesimpulan dari karya Sang Hamba Allah, yakni Sang Imam Besar sekaligus Sang Domba Paskah sejati yang diteruskan ajakan penulis Surat Ibrani. Melalui pengorbanan-Nya sekali untuk selamanya itu kita telah mendapatkan pengampunan dosa. Malahan hukum-hukum-Nya akan ditaruh di hati kita dan ditulisnya dalam akal budi kita Ibr 1016,17. Kita disatukan kembali dengan Allah yang Maha Suci, tanpa tabir yang memisahkan antara kita dengan-Nya. Oleh karena itu penulis Surat Ibrani mengajak kita untuk pertama, dengan penuh keberanian menghampiri Tuhan memasuki tempat kudus. Karena Dia telah membuka jalan baru bagi kita dan kita mempunyai Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Kita menghadap Tuhan dengan hati penuh syukur, tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh. Karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat. Kita berpegang teguh pada pengharapan kita. Karena Ia yang menjanjikannya setia Ibr 1019-23. Kedua, ibadah menjadi moment yang luar biasa dan istimewa, oleh karena itu dalam persekutuan tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, saling memperhatikan dan mendorong dalam kasih dan pekerjaan baik, saling menasehati dan semakin giat menjelang hari Tuhan. Ketiga, meneladani Sang Hamba Allah, kita sebagai hambanya yang kecil-kecil taat dan setia serta menjadikan Tuhan dan kehendak-Nya sebagai pusat hidup kita, sehingga dalam kerendahan hati berbela rasa dengan sesama yang menderita dan melayani mereka. Penutup Karena ketaatan-Nya Sang Hamba Allah dimuliakan. Banyak orang akan tercengang. Demikian juga “hamba-hamba Allah yang kecil-kecil” yang menapaki jalan-Nya dengan taat dan setia akan mengalami kehidupan ini bersama-Nya dan dimuliakan bersama-Nya pula. Amin. Nyanyian KJ. 169 1-3. RANCANGAN KHOTBAH Bahasa Jawa Nuladha Sang Abdinipun Yehuwah Pambuka Rikala pembukaan Asian Games Jakarta-Palembang kala tanggal 2 Agustus 2018, Presiden Joko Widodo dados pocapan santer rikala katayangaken ing Video, bilih karana margi macet-cet, penjenenganipun lajeng mandhap saking mobilipun, nilaraken para pengawalipun lajeng nitih sepeda motor ageng moge=motor gedhe nrobos kemacetan lan miyak tiyang kathah lan akhiripun wilujeng dumugi lapangan, lajeng mbikak Asian Games kanthi tepat wekdalipun. Sadaya sami surak mawurahan bingah sanget. Pranyata Presiden Jokowi ngginakaken stuntman, inggih punika pemain pengganti professional kadosdene ingkang asring kedadosan ing film-film. Tugasipun pemain pengganti punika nggantos aktor utawi aktris ingkang sakleresipun ing adegan-adegan ingkang mbebayani, matemah aktor utawi aktris kalawau kajagi kawilujenganipun. “Awitdene Gusti Allah anggone ngasihi marang jagad iku nganti masrahake kang putra ontang-anting, supaya saben wong kang pracaya marang Panjenengane aja nganti nemu karusakan, nanging nduwenana urip langgeng” Yok 316. Sadaya punika kaleksanan lumantar rawuhipun Sang Abdinipun Yehuwah ingkang sampun nggantos papanipun manungsa dosa nampi paukuman tumrap dosa miwah pambalelanipun manungsa. Misinipun Sang Abdinipun Yehuwah Sadherek kinasih, kangge nggantos papanipun manungsa dosa Sang Abdinipun Yehuwah punika kagambaraken kadosdene trubusan, semen ing siti ingkang aking, mboten bagus ing warna, mboten endah, saengga tiyang migatosaken penjenenganipun. Penjenenganipun karemehaken lan kaesoraken, dipun singkiri tiyang, kebak kasangsaran lan pisakit Yes 532-3. Nanging saestunipun, kasangsaran kita ingkang dipun sanggi, pisakit kita ingkang dipun tanggung. Penjenenganipun kasuduk karana pambalela kita, karemuk karana piala kita. Panjenenganipun sampun nggantos papan kita. Amargi saking bilur-biluripun kita dados saras. Ganjaran paukuman ingkang ndhatengaken karahayon tumrap kita sampun kadhawahaken dhumateng Panjenenganipun Yes 534,5,10. Pengalaman ingkang paling awrat ingkang kanubuataken dening Jabur 2219 dados kanyatan ing kasangsaranipun Gusti Yesus kadosdene ingkang kacariyosaken dening sekawan Injil Mt 2735; Mk 1524; Lk 2334 saha ingkang paling jelas miwah rinci ing Yo 1923-24. Inggih punika bilih ing saklebeting kasangsaranipun agemanipun dipun lukari, jubahipun karampas, lajeng ing sak ngajengipun, ageman punika dipun bagi-bagi kanthi rakus, jubah punika dipun undi kanthi dhadhu. Saestu satunggaling pandameling manungsa ingkang tanpa prikamanungsan. Ing ngajenging tiyang ingkang kapilara nemahi sekarat, tanpa maelu babar pisan dhumateng kasangsaanipun malah kroyokan bandha ingkang taksih sisa. Saestu satunggaling sesawangan ingkang nyedhihaken. Nanging pranyata sesawangan ingkang kados mekaten punika taksih asring dados kanyatan ngantos sapriki. Iba asringipun kita mireng utawi ningali tiyang bingah-bingah surak mawurahan ing nginggiling kasangsaranipun tiyang sanes! Tiyang mentala kroyokan bandha ing tengahing korban ingkang tanpa daya. Sasampunipun lindhu ageng ing Lombok kalaporaken kathah griya-griya ingkang katilar ngungsi kajarah rayah. Mekaten ugi sasampunipun lindhu lan Tsunami ing Donggala, Palu lan Sigi. Malahan ingkang langkung ngiris-iris manah malih, kathah bantuan ingkang mboten dumugi tujuanipun karana dipun selewengaken. Sang Abdinipun Yehuwah ngalami kasangsaran ingkang paling lebet. Pungkasanipun Penjenenganipun dipun salib, dipun gantung antawisipun langit lan bumi. Wosipun dipun tolak dening jagad lan dipun tolak dening Allah. Mekaten punika paukuman ingkang pantes tumrap pambalela, dosa miwah kadurakaning manungsa. Sadaya dipun tanggung, ngantos kanthi suwanten serak Panjenenganipun njerit kanthi sora “Dhuh Allah kawula, Allah kawula, Kenging punapa Paduka nilaraken kawula? Jabur 2219 kabandingaken Mt 2746; Mk 1524. Kanthi mekaten paripurna Sang Abdinipun Yehuwah nggantos papanipun manungsa dosa. Syukur, Sang Abdinipun Yehuwah kasil kanthi paripurna nindakaken misinipun, matemah Panjenenganipun kamulyakaken Ye 5213-15. Asilipun Panjenenganipun ingkang leres punika ngleresaken tiyang kathah kanthi kawicaksananipun miwah ngrembat pialanipun tiyang-tiyang punika Yes 5311, ngapunten dosa kita sarta maringi kawilujengan dhumateng kita Ibr 926,28. Saestunipun kita ingkang kedah kagantung punika, nanging Panjenenganipun sampun nggantos kita. Wohing ketaatanipun Sang Abdinipun Yehuwah Sadherek kinasih, sasampunipun njlentrehaken bab pakaryan miwah misinipun Sang Abdinipun Yehuwah, inggih Sang Imam Agung miturut Melkizedek ingkang masrahaken dhirinipun minangka cempening Paskahingkang kinurbanaken sepisan kangge salaminipun kangge pangapuntening dosa kita, lajeng ngawontenaken prajanjian enggal, mapanaken angger-anggeripun ing manah kita lan nyerat ing budi kita bab 7-1016, ing Ibr 1019-25 penulis Serat Ibrani lajeng ngatag kita. Sepisan, supados kita sowan dhateng ngarsanipun Allah ing papan pasucen kanthi kekendelan. Karana Panjenenganipun sampun mbikak margi ingkang enggal kangge kita lan kita nggadhahi Imam Agung ingkang ngepalani padalemanipun Allah. Kita sowan Gusti kanthi manah kebak syukur, tulus ikhlas miwah keyakinaning pitados ingkang kukuh. Karana manah kita sampun karesikan saking nuranining manah ingkang ala. Kita tetep kukuh ing pangajeng-ajeng kita, awit Panjenenganipun ingkang prasetya dhumateng kita punika setyaIbr 1019-23. Kaping kalih, ibadah inggih manungaling Gusti kawula lan kawula lan Gusti saestu dados wekdal ingkang mbingahaken sanget, istimewa, mila sampun ngantos nilaraken patunggilan pangabekti punika. Patunggilan dados papan wigatos-winigatosaken, sengkuyung-sinengkuyung ing bot repot, sih-sinihan, atag-ingatag ing sabarang pandamel becik, eling-ingelingaken miwah sangsaya mempeng makarya ing saklebeting ngajengaken dinten Rawuhing Gusti. Kaping tiga, ing saktengahing bebrayan nuladha Sang Abdinipun Yehuwah. Kita minangka abdinipun Gusti ingkang alit-alit kedah taat miwah setya tuhu nindakaken kersanipun Gusti minangka pusating gesang kita. Kanthi andhap asor ndherek ngraosaken punapa ingkang dipun raosaken dening sesami kita, matemah saged lelados cundhuk kaliyan kersanipun Gusti. Penutup Karana sumuyud miwah kasetyanipun dhumateng Gusti Allah, Sang Abdinipun Yehuwah kamulyakaken. Kathah tiyang gawok, kaeraman. Mekaten ugi para abdinipun Yehuwah ingkang “alit-alit” punika, ingkang napak-tilas tindaking Sang Abdinipun Gusti kanthi sumuyud lan setya tuhu tamtu inggih badhe ngalami gesang tetunggilan sesarengan Panjenenganipun miwah kamulyakaken sesarengan Panjenenganipun. Amin. Pamuji KPJ. 249. 2April 2021 Ibadat Jumat Agung 11.00 Foto : Taufik Winardi, Kenny Sunjaya: 1 April 2021 Misa Kamis Putih 20.00 19 Agustus 2019 MISA ZIARAH HTBSPM AGUSTUS 2019 Foto : Agung Nugroho / Dll: 16 Agustus 2019 MISA HUT KE-74 RI Foto : Taufik Winardi: 10 Agustus 2019 KERJA BAKTI HUT KE-74 RI
Bacaan Liturgi, Jumat 19 April 2019Hari Jumat Agung — Memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Doa Ingatlah, ya Allah Bapa, akan belas kasih-Mu. Kuduskanlah dan lindungilah selalu hamba-hamba-Mu. Bagi merekalah Kristus, Putra-Mu, telah memulai misteri Paskah dengan penumpahan darah-Nya. Dialah Tuhan, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Bacaan I Yes 5213-5312 “Ia ditikam karena kedurhakaan kita.” Beginilah firman Tuhan, “Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil! Ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan! Seperti banyak orang tertegun melihat dia – rupanya begitu buruk, tidak seperti manusia lagi, dan tampaknya tidak seperti anak manusia lagi,– demikianlah ia membuat tercengang banyak bangsa, dan raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia! Sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan yang tidak mereka dengar akan mereka pahami. Maka mereka berkata Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan? Sebagai taruk Hamba Yahwe tumbuh di hadapan Tuhan, dan sebagai tunas ia muncul dari tanah kering. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan, dan biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia, dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Ia tidak tampan, dan semarak pun tidak ada padanya, sehingga kita tidak tertarik untuk memandang dia; dan rupanya pun tidak menarik, sehingga kita tidak terangsang untuk menginginkannya. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kitalah yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Sesungguhnya dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; derita yang mendatangkan keselamatan bagi kita, ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalan sendiri! Tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas, dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dank arena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan waktu mati ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan, dan tipu tidak ada di dalam mulutnya. Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan, dan apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban silih, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana karena dia. Sesudah kesusahan jiwanya, ia akan melihat terang dan menjadi puas. Sebab Tuhan berfirman, Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan. Ini semua sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dank arena ia terhitung di antara para pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang, dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak. Mazmur 31 Refren Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kupercayakan jiwaku. Pada-Mu ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, Ya Tuhan Allah yang setia. Di hadapan semua lawanku aku bercela, tetangga-tetanggaku merasa jijik. Para kenalanku merasa nyeri; mereka yang melihat aku cepat-cepat menyingkir, Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati. Telah menjadi seperti barang yang pecah. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, Aku berkata, “Engkaulah Allahku!”. Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari musuh-musuhku dan bebaskan dari orang-orang yang mengejarku!. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap hatimu. Bacaan II Ibr 414-16; 57-9 “Yesus tetap taat dan menjadi sumber keselamatan abadi bagi semua orang yang patuh kepada-Nya.” Saudara-saudara, kita sekarang mempunyai Imam Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah. Maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan kita! Sebaliknya Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya saja tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya. Dalam hidupnya sebagai manusia, Yesus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut; dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi sekalipun Anak, Ia telah belajar menjadi taat; ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya! Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya. BACAAN INJIL Y Yesus ; S Semua Rakyat ; Pi Pilatus ; Pe Petrus ; N Naracerita ;W Suara Wanita ; H Hamba P A S S I O Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Yohanes 181-942 MEREKA MENANGKAP YESUS DAN MEMBELENGGUNYA N. Seusai perjamuan Paskah, keluarlah Yesus dari ruang perjamuan bersama dengan murid-murid-Nya, dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman. Yesus masuk ke taman itu bersama dengan murid-murid-Nya. Yudas, yang mengkhianati Yesus tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. Maka datanglah juga Yudas ke situ bersama sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi. Mereka datang lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. Yesus tahu semua yang akan menimpa diri-Nya. Maka Ia maju ke depan dan berkata kepada mereka, Y. “Siapakah yang kamu cari?” N. Jawab mereka, S. “Yesus dari Nazaret.” N. Kata Yesus kepada mereka, Y. “Akulah Dia.” N. Yudas yang mengkhianati Yesus berdiri juga di situ bersama-sama mereka. Ketika Yesus berkata kepada mereka “Akulah Dia”, mundurlah mereka, dan jatuh ke tanah. Maka Yesus bertanya pula, Y. “Siapakah yang kamu cari?” N. Jawab mereka, S. “Yesus dari Nazaret”. N. Jawab Yesus, Y. “Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.” N. Demikian terjadi supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya “Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorang pun yang Kubiarkan hilang.” Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, dan menetakkannya kepada hamba Imam Agung dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. Kata Yesus kepada Petrus, Y. “Sarungkan pedangmu itu! Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?” YESUS DIBAWA DULU KE ISTANA HANAS N. Maka para prajurit serta perwiranya, dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa Yesus mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Agung; dan Kayafaslah yang telah menasihatkan kepada orang-orang Yahudi “Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa.” Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Agung dan ia masuk ke halaman istana Imam Agung. Tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Agung, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu, lalu membawa Petrus masuk. Maka kata perempuan penjaga pintu itu kepada Petrus, W. “Bukankah engkau juga murid orang itu?” N. Jawab Petrus, Pe. “Bukan!” N. Sementara itu hamba-hamba dan para penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawanya dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Petrus pun berdiri berdiang di situ. Petrus pun berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka. Maka mulailah Imam Agung menanyai Yesus tentang para murid dan tentang ajaran-Nya. Jawab Yesus kepadanya, Y. “Aku berbicara terus terang kepada dunia! Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan.” N. Ketika Yesus berkata demikian, seorang penjaga yang berdiri di situ menampar muka Yesus sambil berkata, H. “Begitukah jawab-Mu kepada Imam Agung?” N. Jawab Yesus kepadanya, Y. “Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau benar, mengapa engkau menampar Aku?” “BUKANKAH ENGKAU JUGA SEORANG MURID YESUS?” – “BUKAN!” N. Lalu Hanas mengirim Yesus terbelenggu kepada Kayafas, Imam Agung. Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya, S. “Bukankah engkau juga seorang murid Yesus?” N. Petrus menyangkalnya, katanya, Pe. “Bukan!” N. Salah seorang hamba Imam Agung, keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus, berkata kepadanya, H. “Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Yesus?” N. Maka Petrus menyangkal lagi dan ketika itu berkokoklah ayam. N. Keesokan harinya mereka membawa Yesus dari istana Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata, Pi. “Apakah tuduhanmu terhadap orang ini?” N. Jawab mereka kepadanya, S. “Jikalau Ia bukan penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!” N. Kata Pilatus kepada mereka Pi. “Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu.” N. Kata orang-orang Yahudi itu S. “Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang.” N. Demikianlah terjadi supaya genaplah firman Yesus yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Ia akan mati. Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya, Pi. “Engkau inikah raja orang Yahudi?” N. Jawab Yesus, Y. “Dari hatimu sendirikah engkau katakan hal itu? Ataukah adakah orang lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku?” N. Kata Pilatus, Pi. “Orang Yahudikah aku? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala telah menyerahkan Engkau kepadaku, apakah yang telah Engkau perbuat?” N. Jawab Yesus, Y. “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini! Jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku sudah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” N. Maka kata Pilatus kepada-Nya Pi. “Jadi Engkau adalah raja?” N. Jawab Yesus, Y. “Seperti yang kaukatakan, Aku adalah raja! Untuk itulah Aku lahir, dan untuk itulah Aku datang ke dunia ini, yakni untuk memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” N. Kata Pilatus kepada-Nya Pi. “Apakah kebenaran itu?” N. Sesudah mengatakan demikian, Pilatus keluar lagi mendapatkan orang-orang Yahudi, dan berkata kepada mereka, Pi. “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya. Tetapi padamu ada kebiasaan, bahwa pada hari raya Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi ini bagimu?” N. Mereka pun berteriak, S. “Jangan Dia, melainkan Barabas!” N. Barabas adalah seorang penyamun. “SALAM, YA RAJA BANGSA YAHUDI” N. Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri, dan menaruhnya di atas kepala Yesus. Mereka mengenakan jubah ungu pada-Nya, dan sambil maju ke depan mereka berkata, S. “Salam, hai raja orang Yahudi!” N. Lalu mereka menampar wajah Yesus. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada orang-orang Yahudi, Pi. “Lihatlah aku membawa Dia keluar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.” N. Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka, Pi. “Lihatlah manusia ini!” N. Ketika para imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Yesus, berteriaklah mereka, S. “Salibkan Dia, salibkan Dia!” N. Kata Pilatus kepada mereka, Pi. “Ambil saja sendiri dan salibkanlah Dia! Sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya.” N. Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya, S. “Kami mempunyai hukum, dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah.” N. Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia. Lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan, dan berkata kepada Yesus, Pi. “dari manakah asal-Mu?” N. Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya. Maka kata Pilatus, Pi. “Tidakkah Engkau mau berbicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?” N. Yesus menjawab, Y. “Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan dari atas. Sebab itu, dia yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.” “ENYAHKANLAH DIA! ENYAHKANLAH DIA! SALIBKAN DIA!” N. Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Yesus, tetapi orang-orang Yahudi berteriak, S. “Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap diri raja, melawan Kaisar.” N. Ketika mendengar perkataan itu, Pilatus menyuruh Yesus ke luar. Lalu ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam duabelas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu, Pi. “Inilah rajamu!” N. Maka berteriaklah mereka, S. “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” N. Kata Pilatus kepada mereka Pi. “Haruskah aku menyalibkan rajamu?” N. Jawab imam-imam kepala, S. “Kami tidak mempunyai raja, selain Kaisar!” N. Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Dan mereka menerima Yesus. “YESUS DISALIBKAN BERSAMA DUA ORANG LAIN” N. Sambil memikul salib-Nya, Yesus dibawa ke luar, ke tempat yang bernama Tengkorak, dalam bahasa Ibrani Golgota. Di situ Yesus disalibkan, dan bersama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya “Yesus Orang Nazaret, Raja orang Yahudi.” Banyak orang Yahudi membaca tulisan itu, sebab tempat Yesus disalibkan itu letaknya dekat kota, dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, Latin dan Yunani. Maka kata imam-imam kepala kepada Pilatus, “Jangan engkau menulis “Raja orang Yahudi, tetapi Ia mengatakan Aku adalah Raja orang Yahudi.” N. Jawab Pilatus, Pi. “Apa yang kutulis, tetap tertulis.” “MEREKA MEMBAGI-BAGI PAKAIANKU” N. Setelah prajurit-prajurit menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian Yesus, lalu membaginya menjadi empat bagian, masing-masing prajurit satu bagian. Jubah Yesus pun mereka ambil. Tetapi jubah itu tidak berjahit, dari atas sampai ke bawah merupakan satu tenunan utuh. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain, “Janganlah kita membagi jubah ini menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.” N. Demikianlah terjadi supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka, dan membuang undi atas jubah-Ku.” Hal itu telah dilakukan oleh prajurit-prajurit itu. “ITULAH ANAKMU” – “ITULAH IBUMU” N. Di dekat salib Yesus berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang Ia kasihi disampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya Y. “Ibu, inilah anakmu!” N. Dan kemudian kata-Nya kepada murid itu, “ Y. Inilah ibumu!” N. Dan sejak saat itu murid itu menerima Maria di dalam rumahnya. “SELESAILAH SUDAH” N. Sesudah itu, karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu telah selesai berkatalah Ia – supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci, Y. “Aku haus!” N. Di situ ada suatu buli-buli penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang pada sebatang hisop, mencelupkannya dalam anggur asam itu, lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah meminum anggur asam itu, berkatalah Yesus, Y. “Sudahlah selesai.” N. Lalu Yesus menundukkan kepala dan menyerahkan nyawa-Nya. …………Semua hening sejenak merenungkan wafat Tuhan………… “SEGERA DARAH DAN AIR MENGALIR KELUAR” N. Karena hari itu adalah hari persiapan Paskah, dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib – sebab Sabat itu adalah hari yang besar – maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan, dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit, lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung Yesus dengan tombak, dan segera mengalirlah darah serta air keluar. Dan orang yang melihat sendiri hal itu yang memberi kesaksian ini, dan benarlah kesaksiannya. Dan ia tahu bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan; dan nas lain yang mengatakan Mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam. “JENAZAH YESUS DIBUNGKUS DENGAN KAIN KAFAN DAN DIBUBUHI DENGAN WANGI-WANGIAN” N. Sesudah itu Yusuf dari Arimatea Yusuf ini adalah seorang murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan jenazah Yesus. Pilatus meluluskan permintaan Yusuf. Maka datanglah Yusuf dan menurunkan jenazah Yesus. Juga Nikodemus datang di situ. Dialah yang dulu datang malam-malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil jenazah Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adapt pemakaman orang Yahudi. Di dekat tempat Yesus disalibkan itu ada suatu taman, dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan Paskah orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka membaringkan jenazah Yesus di situ. Demikianlah Injil Tuhan. U. Terpujilah Kristus. Renungan Bacaan pertama, Derita hamba Allah Setiap manusia pasti pernah menderita. Ada banyak sebab manusia menderita akibat perbuatan dosa, akibat perbuatan bodoh, atau karena hal itu merupakan realitas hidup di dunia yang berdosa ini. Namun, ada juga orang yang menderita karena kehendak Allah untuk menunaikan misi-Nya. Nyanyian Hamba yang terakhir ini membicarakan penderitaan yang dialami hamba Allah karena ia mengemban tugas dari Allah. Nyanyian ini bisa dibagi menjadi lima bagian. Pertama 5213-15. Bagian pendahuluan ini menyimpulkan bahwa hamba Allah ini harus mengalami direndahkan dan dihina sebelum ia ditinggikan dan dimuliakan. Kedua 531-3. Hamba Allah ini sejak awal pelayanannya sudah menderita penolakan yang dahsyat dari orang-orang yang dilayaninya. Ketiga 534-6. Orang-orang itu menyangka dia jahat dan berdosa sehingga ia menderita dihukum Allah, padahal dosa-dosa merekalah yang dipikulnya. Keempat 537-9. Demi menyelamatkan orang-orang itu, ia tidak memberontak ketika ia diperlakukan seperti penjahat. Kematiannya pun dianggap sebagai kematian yang pantas bagi orang jahat. Kelima 5310-12. Bagian penutup ini mengungkapkan keberhasilan hamba Allah tersebut dalam misinya. Kematiannya tidak sia-sia karena merupakan kurban penebus salah di hadapan Allah. Kematiannya berkhasiat memerdekakan para tawanan dosa. Ia bangkit kembali bagaikan pahlawan yang menang perang sehingga ia berhak menerima jarahan, yaitu para musuh. Siapakah hamba Allah ini, yang telah menderita bahkan mati demi menyelamatkan umat yang dikasihi Allah dan bangkit mengalahkan kuasa dosa secara tuntas? Dalam Perjanjian Baru dan sampai sekarang hanya Yesus satu-satunya yang menggenapi Nyanyian Hamba ini. Oleh karena itu, Dia saja yang patut menerima pujian, hormat, dan sembah semua umat tebusan Allah. Renungkan Hal yang dihina dan diremehkan dunia tentang Kristus justru membuat kita kagum dan mengasihi Dia. Mazmur, Percaya dan bersyukur dalam segala situasi. Orang percaya seperti halnya semua orang lain, mengalami situasi hidup berubah-ubah. Bedanya adalah, orang percaya tidak membiarkan kehidupan rohaninya terhempas turun-naik mengikuti turun-naik situasi hidup yang tak menentu. Juga orang percaya tidak menjadi tidak realistis atau aneh di dalam menghadapi situasi nyata hidup ini. Ia tetap dapat tersenyum penuh suka ketika hidup nyaman, ia pun meratap ketika hidup menghadirkan kesusahan. Namun semua itu dialaminya dalam iman yang semakin tumbuh, hubungan dengan Tuhan yang semakin akrab. Kebenaran ini tampak dalam struktur mazmur ini. Inti mazmur ini adakah ratapan yang berakhir dengan pujian syukur . Mengapa bisa demikian? Karena situasi yang membangkitkan ratapan tersebut diterima pemazmur dengan doa dan iman. Menarik kita catat bahwa ratapan pemazmur dibungkus dengan kedua unsur tersebut. Doa dan ungkapan iman mendahului dan mengikuti ratapannya. Seiring dengan itu, sikapnya terhadap pihak yang mungkin menjadi sebab penderitaannya, dan pengenalannya akan Tuhan pun bertumbuh. Ia semakin membenci dosa ayat 6 semakin menginginkan kebenaran- keadilan Allah berlaku. Ia semakin akrab berpegang mengimani Allah perjanjian. Tidak heran bahwa meski tetap harus meratap dalam situasi sulit yang ditanggungnya, akhirnya ia dapat menaikkan meninggikan Allah dengan puji-syukur dan kesaksian yang tulus. Mazmur ini dengan mengharukan diucapkan Yesus ketika Ia tergantung di salib. Ialah yang memungkinkan kita menerima dan menjalani situasi hidup berat dengan sikap seorang pemenang. Kebenaran ini perlu kita hayati secara segar di Indonesia kini. Renungkan Bersama Dia yang telah merubah maut menjadi jalan hidup, kita pun dapat menerima situasi sesulit apapun dalam doa, iman dan nyanyian kemenangan. Injil hari ini, Injil yang kita dengarkan hari ini sangat panjang, lebih panjang dari bacaan Injil mana pun yang biasa dibacakan di gereja dalam upacara liturgi kita. Ya, kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Injil Yohanes. Pada umumnya, di banyak tempat, kisah sengsara ini tidak dibacakan secara biasa, tetapi dinyanyikan dengan pemeranan oleh tiga orang. Berkaitan dengan hal-hal itu saja bisa segera muncul pertanyaan lagi mengapa? Nampaknya tidak berlebihan kalau saya katakan bahwa itu terjadi karena Kisah Sengsara begitu istimewa. Begitu istimewanya kisah ini hingga menjadi matakuliah khusus. Di tempat lain, bahkan dipelajari secara lebih luas dan mendalam. Belum lagi fakta bahwa keempat penginjil memandang penting peristiwa ini, tak ada satu pun penginjil yang tak memuatnya dalam Injilnya. Tetapi yang sungguh-sungguh membuatnya istimewa adalah kisah itu sendiri, kebenaran yang ditunjukkannya. Betapa Yesus yang sesungguhnya penuh kuasa membiarkan diri-Nya dikhianati, digiring ke pengadilan yang tidak adil, disiksa, disangkal, dihina, dilecehkan dan dibunuh. Untuk apa? Untuk melaksanakan kehendak Bapa-Nya menyelamatkan kita, manusia yang berdosa. Dia yang tak berdosa menderita bagi kita yang berdosa. Sang Kebenaran disalahkan oleh orang-orang yang bersalah. Sang Penyelamat wafat di tangan orang-orang yang tak mau menerima keselamatan. Injil hari ini mengajarkan kebenaran iman kita. Kalau begitu istimewa dan mengajarkan kebenaran, mengapa banyak orang tidak percaya? Jawabannya pada kata-kata Yesus sendiri, “Setiap orang yang berasal dari kebenaran. Mari kita ikuti Injil ini tahap demi tahap. Pemimpin sejati. Kristus bukan tipe pemimpin yang egois, karena di saat yang mengancam diri-Nya, Ia tidak berusaha menyelamatkan diri-Nya sendiri. Justru di saat seperti itu, Kristus malah memperkenalkan diri, menampilkan diri ke depan untuk melindungi murid-murid-Nya ay. 8. “Kalau Aku yang kamu cari, biarlah mereka pergi”. Inilah salah satu bentuk kepribadian agung yang dimiliki Yesus. Ia mengorbankan diri-Nya demi keselamatan orang lain. Adakah kita menemukan pemimpin-pemimpin seperti Yesus di tengah-tengah bangsa dan gereja kita? Atau paling tidak pernahkah kita menemukan jiwa dan semangat Yesus di tengah-tengah bangsa dan gereja saat ini? Membela Kristus dengan pedang. Demi menunjukkan bahwa para murid tidak menerima begitu saja perlakuan orang-orang kepada Yesus, sebuah pedang diayunkan Petrus, sebagai bakti kepada Yesus. Demi menunjukkan kepada orang-orang, bahwa walaupun kecil dan lemah, para pengikut Kristus tidak pasrah tetapi berbuat sesuatu. Sebuah bukti, bahwa murid-murid Yesus bukanlah penonton yang tak memiliki kekuatan apa-apa, melihat Gurunya ditangkap dan diseret orang. Namun untuk semua itu Tuhan Yesus mengatakan “sarungkanlah pedangmu!” Renungkan Yesus Kristus tidak pernah menginginkan kita membela kebenaran dengan kekerasan. Penjahat. Tuhan dianggap penjahat? Begitulah yang terjadi! Bukan karena Dia jahat, tetapi justru karena Dia baik. Orang baik banyak yang masuk ke dalam penjara karena kebaikan mereka. Orang jahat tak senang kepada orang baik karena kehadiran orang baik mengungkap kejahatan mereka. Itulah yang kini terjadi pada Tuhan. Orang banyak itu bahkan adalah orang-orang beragama. Mereka menaati hukum yang mencegah mereka berbuat najis ayat 28, namun sekaligus malah merencanakan kejahatan terhadap Yesus. Hanya iblis yang bisa menuduh Tuhan jahat. Dengan tuduhan sejahat itu, jelaslah betapa jahatnya iblis dan para pengikutnya. Raja. “Engkau mengatakan bahwa Aku adalah raja,” kata Yesus kepada Pilatus, sang wakil kaisar Roma untuk jajahannya di Yudea ayat 37. Penjahat menghakimi dengan ukuran kejahatannya, namun seorang raja yang benar menghakimi dengan keadilan. Yesus datang untuk memberi kesaksian tentang kebenaran. Ia adalah raja yang baik dan sempurna atas kerajaan yang surgawi. Tak heran bila dalam dialog tentang raja dan kerajaan itu, kebodohan dan kegelapan hati dan pikiran Pilatus ditelanjangi. Ia tidak tahu apa itu kebenaran, walaupun ia memegang kuasa untuk menjadi hakim. Yesus yang disengsarakan itu yang akan menghakimi semua orang yang berbuat jahat, termasuk Pilatus. Saat itu pun Yesus telah menghakimi Pilatus. Pilatus seharusnya bijak membuat keputusan. Namun, hatinya yang bercabang membuatnya tak berdaya. Keputusan salah boleh diambil hakim dunia ini, namun di tangan Allah semua keputusan harus tunduk pada rencana dan keputusan Ilahi. Renungkan Ketika kejahatan semakin meluas, bahkan juga dilakukan oleh para pemimpin, pengikut Kristus harus berani berkorban demi terungkapnya kejahatan dan terpancarnya kebenaran. Tak ada kesalahan. Pilatus tak menemukan kesalahan pada Yesus karena Dia memang tak bersalah ayat 38. Tetapi, orang Yahudi tetap meminta supaya Dia dihukum mati ayat 40. Karena untuk Pilatus pertimbangan keamanan dan stabilitas politik jauh lebih utama maka ia rela mengambil keputusan yang bertentangan dengan kebenaran, bahkan menumpas hati nuraninya sendiri. Itulah jahatnya kuasa bila tidak dikontrol oleh kebenaran. Maka, mulailah penyesahan itu. Yesus dicambuki, dicaci, dipermalukan. Pernahkah Anda dipermalukan dengan cara ini? Pernahkah muka Anda diludahi? Tuhan pernah! Itu semua demi untuk menyelamatkan kita. Itulah pengorbanan-Nya demi kasih-Nya kepada kita. Kita mendapatkan selamat, Tuhan yang menderita. Padahal sebenarnya tak satu pun dari kita layak beroleh kebaikan Tuhan itu. Dia rela berkorban menebus hidup orang-orang jahat seperti kita dengan sengsara-Nya. Dari kerelaan berkorban pada Yesus inilah mengalir keajaiban sikap Kristen yang bersedia berkorban untuk kepentingan dan kebaikan orang lain. Memilih yang salah. Barabas yang salah dibebaskan, tetapi Yesus yang tidak salah harus disalibkan. Sulit dipahami, mengapa orang lebih suka memilih yang salah daripada yang benar. Tetapi, itulah kenyataan dunia. Yang salah, namun memuaskan diri, lebih disenangi daripada yang benar, tetapi tidak memuaskan nafsu angkara murka. Pilihan yang salah memang mungkin membuat kita senang, cuma kesenangannya hanya sesaat. Setelah itu kehancuran hebat akan segera menyusul. Pilihan untuk memuaskan kebanggaan diri dan pembalasan dendam selalu membawa pada pilihan yang salah. Tetapi, di sinilah indahnya dan ajaibnya rencana dan karya Allah. Keputusan salah manusia menjadi pelaksanaan dari rencana dan keputusan Ilahi. Bila demikian halnya, apakah pengkhianatan Yudas dan keputusan jahat para pemimpin Israel dan Pilatus menjadi benar karena melalui mereka rencana Allah telah digenapi? Tidak! Rencana Allah berjalan melalui mereka, tetapi mereka sadar ketika melakukan kejahatan itu dan bertanggung jawab atasnya sebab manusia bukan boneka. Renungkan Kita harus menyambut rencana Allah secara aktif supaya kita menjalani rencana-Nya di pihak-Nya. Salib bukan kekalahan Bagi para musuh Yesus, salib yang Yesus pikul dan tempat Yesus digantung merupakan lambang kemenangan mereka dan kekalahan Yesus. Apalagi Yesus ditempatkan di antara dua penjahat lihat Luk 2333, sehingga Ia pun terhitung sebagai penjahat Mrk. 1528. Namun, penulis Injil Yohanes menyajikan peristiwa penyaliban Yesus sampai kematian-Nya bukan sebagai tanda kekalahan Anak Manusia. Papan nama yang diletakkan di atas-Nya, berbunyi, “Yesus, orang Nazaret, raja orang Yahudi.” Bagi orang Yahudi dan imam-imam kepala, tulisan itu sangat mengganggu mereka. Kebenaran sejati tidak bisa ditenggelamkan oleh hiruk pikuk “Salibkan Dia, salibkan Dia” ayat 6, 15. Bahkan peristiwa jubah dan pakaian Yesus yang dibagikan di antara para prajurit, seruan Yesus, “Aku haus!,” dan tulang-tulang Yesus yang tidak dipatahkan, serta ditikamnya lambung Yesus adalah penggenapan nubuat Perjanjian Lama ayat 24 Mzm. 2219; ayat Mzm. 3421; ayat 37, Za. 1210. Hal ini menyatakan peristiwa penyaliban dan kematian Yesus ada dalam rencana dan kedaulatan Allah Bapa. Sikap Yesus saat Ia disalib menunjukkan bahwa Ia tidak kalah terhadap semua musuh-Nya. Sebaliknya, Ia mampu memperhatikan kebutuhan Maria, ibu jasmani-Nya yang akan ditinggalkan-Nya, dengan menyediakan putra angkat yang akan merawat dan mengasihinya. Salib Yesus adalah kemenangan kasih dan kuasa Allah yang menyelamatkan manusia berdosa. Kematian-Nya memang ditentukan Allah Bapa untuk membereskan belenggu-belenggu dosa yang mematikan manusia. Oleh karena itu, jangan pernah kita malu terhadap salib Yesus karena Dia memikulnya dengan penuh kewibawaan. Dia naik ke salib dengan kepastian bahwa misi penyelamatan Ilahi sedang digenapi. Pergumulan salib. Di atas salib, Yesus berjuang antara hidup dan mati. Di atas salib, masa depan umat manusia dan dunia sedang dipertaruhkan. Namun, beberapa meter dari tempat itu, para prajurit sedang santai mengisi waktu senggang, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, hanya untuk mendapatkan sebuah jubah ungu. Apakah pergumulan salib tidak menyentuh hati mereka? Ataukah mereka tidak peduli terhadap apa yang terjadi di sekeliling mereka? Masa depan umat manusia dan dunia terletak pada pergumulan Yesus di atas salib! Apakah kita merasakan getaran pergumulan salib itu dalam hidup kita? “Aku haus” Tubuh yang mampu mengorbankan segala-galanya untuk orang lain, ternyata adalah tubuh yang rapuh, yang haus seperti juga manusia yang haus. Ia yang berkata “barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” Yoh. 635; Ia yang bersabda “barangsiapa yang minum air yang Ku berikan ini, ia tidak akan haus selama-lamanya”; sekarang Dia berteriak “Aku haus”. Tahukah kita bahwa kita memiliki Tuhan dan Juruselamat yang dimensi-dimensi-Nya tak dapat dibandingkan dengan ukuran ruang seluas apapun dari alam raya ciptaan-Nya ini? Tekadku Aku akan meninggikan salib Kristus karena salib itu adalah lambang kemenangan Yesus atas kuasa dosa dan maut. Yesus dikuburkan Kematian hanya meninggalkan jasad tak bernyawa. Begitu pula yang terjadi pada Yesus. Tinggal jasad-Nya yang tergantung di kayu salib. Orang-orang Yahudi yang menginginkan kematian-Nya, mungkin sudah puas sebab mereka tidak merasa terancam lagi. Namun demikian, mereka tetap harus melaksanakan hukum Taurat yang mereka junjung tinggi. Menurut Taurat, jasad orang yang dihukum salib harus dikuburkan pada hari itu juga Ul. 2122-23. Apalagi keesokan harinya adalah hari Sabat, mereka tentu tidak ingin menajiskan diri karena berurusan dengan mayat. Memang ironis. Di satu sisi, mereka memperhatikan kesucian ritual band. Yoh. 1828. Namun di sisi lain, mereka tidak sadar atau malah tak peduli bahwa konspirasi untuk menghabisi nyawa Yesus berlawanan dengan kesucian dan Hukum Taurat yang menjadi orientasi hidup mereka. Karena hanya memperhatikan kesucian lahiriah itulah maka mereka meminta tentara Roma untuk mempercepat kematian orang-orang yang disalib dengan mematahkan kaki mereka. Namun karena para tentara melihat Yesus sudah mati, maka kaki-Nya tidak dipatahkan. Hanya salah satu tentara menikam lambung-Nya ayat 33-34. Sesungguhnya, tindakan para tentara itu menggenapi nubuat tentang Yesus ayat 36-37. Yusuf Arimatea. Berlawanan dengan dua kelompok tadi, Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus tampil untuk menguburkan jasad Yesus. Keduanya adalah pemimpin agama Yahudi, tetapi mengikut Yesus secara diam-diam. Meski tindakan mereka menggambarkan ketidaktahuan tentang kebangkitan Yesus, tetapi memperlihatkan keberanian untuk menyatakan bahwa mereka berpihak pada Yesus. Ini berbeda dari sikap para murid yang tidak lagi kelihatan batang hidungnya. Ia mencintai Yesus, tetapi tidak berani berterus terang, sebab mengaku murid Yesus dalam situasi saat itu penuh risiko. Tetapi, tiba-tiba ia menjadi berani, walaupun Petrus, sang batu karang sudah menyangkal Tuhannya; murid-murid yang hidup bersama-sama Yesus selama tiga tahun lari tercerai-berai; Kristus dinyatakan sebagai nabi palsu dan penjahat oleh pengadilan. Di saat seperti itulah Yusuf Arimatea secara berani menyatakan diri sebagai pengikut dan sahabat Yesus, Tokoh “kriminal” yang sudah dieksekusi, tanpa memikirkan risiko. Di saat-saat yang rawan, ia berupaya memberikan yang terbaik dan berbuat yang terbaik bagi Yesus. Beranikah kita memproklamirkan diri sebagai sahabat dan murid Yesus di tengah- tengah dunia yang membenci Yesus; di tengah-tengah dunia di mana banyak murid Yesus yang lari tercerai-berai meninggalkan Yesus? Nikodemus. Ia adalah seorang Farisi, yang karena takut pada orang-orang Yahudi, mengunjungi Yesus secara sembunyi-sembunyi pada waktu malam. Bersama Yusuf Arimatea, ia menguburkan jenazah Yesus. Nikodemus, seorang petobat baru yang memiliki pengenalan pribadi kepada Yesus, menyatakan kasihnya kepada Yesus di saat kematian-Nya. Yusuf dan Nikodemus adalah murid Yesus yang melakukan sesuatu yang tak dilakukan oleh orang lain, walaupun berisiko tinggi. Menyatakan iman dengan ancaman terhadap popularitas, kedudukan, atau nyawa, tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Sedih mendengar makin banyak orang menyangkali Kristus karena sesuatu yang lain. Kualitas kasih macam apakah yang kita tunjukkan kepada Kristus? Doa Tolong kami agar tetap setia kepada Yesus dalam segala keadaan. Lucas Margono Tuhan Yesus, aku bersyukur atas pengorbanan-Mu bagi hidupku. Ampunilah aku sebab aku orang berdosa, dan mampukanlah aku untuk berkorban bagi sesamaku. Amin.
berbagi daftar lengkap kalender libur cuti dan libur nasional 2019 untuk panduan travelingmu. Simak kalender 2019 yuk! Pergi.com Blog. Guide for Amazing (Y)ourney. Berita Pergi; Rabu, 17 April: Pemilu 2019; Jumat, 19 April: Jumat Agung; Rabu, 1 Mei: Hari Buruh Internasional; Minggu, 19 Mei : Hari Raya Waisak; Kamis, 30 Mei .